2012-05-09

bisa ga aku jadi orang yang disayangi



Bismillahirrahmaanirrahiim, semoga Allah merahmati sahabat sahabatku semua : )
17 Jumadil Akhir :’)

Alhamdulillah setelah satu minggu aku absen ngaji, hari ini aku hadir. Sudah amat rindu dengan masjid, dengan suara anak anak yang dengan serentak melantunkan ayat suci Al Quran, melihat mereka berebut mengambil kitab, bersalam - salaman setelah shalat fardhu magrib, melihat senyuman tanpa dosa, mereka yang doanya lebih dekat dengan Allah, dan mereka pula yang lebih rajin mendekatkan diri pada Allah. AKU? JAUH !

Ternyata jadwal intensifku sore. Dan bubarnya pun bertepatan dengan adzan magrib. Sudah satu minggu ini, aku tidak intensif di masjid :’( ingin pindah jadwal intensif snmptn-nya L aku rindu semua tentang masjid. Semua tentang masjid.
Tapi bukan kerinduanku yang ingin kucurahkan kali ini. Hari ini sepulang ngaji, aku dan beberapa teman yang lain tidak langsung pulang. Kami membicarakan kegiatan untuk menyambut Bulan Rajab. Tapi ternyata tidak hanya seputar kegiatan itu yang kami bicarakan. Teman teman yang lain saling menceritakan bagaimana kehidupan di desaku dulu.

Mereka menceritakan siapa saja yang telah berjasa dan bersusah payah membangun karakteristik islami di desaku. Apa saja yang “pahlawan – pahlawan” itu lakukan untuk desaku. Salah satu pahlawan yang telah membuat desaku cukup nyaman saat ini adalah guru ngaji kami. Ya, guru ngaji yang setiap hari memberi kami ilmu. Yang dengan sabar mendidik kami, penuh kasih sayang dan kelembutan dalam memberitahu ilmu baru pada kami.

Guru kami yang tidak pernah marah meskipun kami selalu lupa dengan apa yang telah diajarkannya, meskipun kami membuat kegaduhan di dalam masjid, meskipun kadang kami tidak datang untuk membersihkan masjid, meskipun kami datang dengan sangat amat buta tentang agama kami, meskipun kami sering tidak menjawab pertanyaan-pertanyaannya. Ya Allah, sayangi guru kami itu, jadikanlah beliau dan keluarganya menjadi orang-orang yang dirindukan syurga. Amiin.

17 tahun sudah aku hidup disini. Tapi aku baru mengetahui tentang desa ini sekarang. Payah!! Aku malu. Aku tidak tahu siapa saja tetanggaku, yang aku tahu hanya mereka yang rumahnya dikanan, didepan dan kiri rumahku saja. Aku sedih, aku belum bisa memberi apa – apa untuk desa dan masjidku. Aku payah. Aku ingin disayangi oleh guru ngajiku. Tapi mana bisa? Ngaji aja jadi ga pernah! Beres – beres masjid apalagi! Terus kamu hidup ini ngapain aja dineeeeeee! Bangkit dong! Maknai hidup kamu! Hidupkan hidup kamu.

Ohya jadi takut, aku takut ketika desaku ini kehilangan orang – orang seperti guru ngajiku. Akan seperti apa kedepannya kehidupan disini? Jujur aku sudah sangat nyaman dengan guru ngajiku, jika saja salat berjama’ah di masjid bukan beliau yang mengimami, perasaan dan kenyamanannya berbeda. Ada sesuatu yang hilang. Seharusnya aku tidak boleh membeda – bedakan, hem yaaaa, aku ingat satu kalimat yang aku baca dari buku LKS Agama kelas 2 SD. “barang siapa memuliakan guru, maka dia memuliakan Rasulullah, barang siapa memuliakan Rasulullah, berarti ia memuliakan Allah” yuuuu mulai dari memuliakan guru ^^ hem sekarang teman, tetangga, dan saudara muslimahku bertambah banyak. Aku jadi mengenal mereka : ) silaturahmi kunci sukses loh, guys _^

Aku tidak bisa menceritakan detailnya cerita – cerita mereka, karna aku pikir ada beberapa yang bersifat rahasia dan sebagiannya lagi bersifat tidak untuk dipublish, hehe.
Yang aku tangkap dari cerita mereka, intinya adalah “hormati orang yang telah memperbaiki hidup kamu, maka kamu akan menjadi orang yang mempunyai nilai atau arti dalam hidup orang lain dan hidupmu sendiri.”

Cobalah mulai untuk memberi arti atau nilai pada kehidupan orang lain dan diri sendiri ^^

2012-05-01

impian wanita akhir zaman

Mampukah aku menjadi seperti Siti Khadijah
Agung cintanya pada Allah & Rasulullah
Hartanya diperjuangkan Fisabilllillah

Penawar hati kekasih Allah
Susah & senang rela bersama..
Dapatkah kudidik jiwa seperti Siti Aisyah
Isteri Rasulullah yg bijak
Pendorong dalam perjuangan, dalam kesusahan & penderitaan
Tiada sukar untuk dilaksanakan
Mengalir airmataku
Melihat pengorbanan puteri solehah Siti Fatimah
Akur dalam setiap perintah
Taat dengan perintah Allah
Taat dengan ayahandanya, Rasulullah
Taat dengan suaminya yang senantiasa berjuang
Tiada memiliki harta dunia
Layaklah dia sebagai wanita
Penghulu Syurga..
Ketika aku marah
Inginku intip serpihan sabar
Dari catatan hidup Siti Sarah..
Tabahkan jiwaku
Setabah ibunda Nabi Ismail
Mengendong bayinya yg masih merah
Mencari air penghilang dahaga
Di bawah terik padang pasir merekah
Ditinggalkan suami, akur tanpa bantah
Pengharapannya teguh, hanya pada Allah
Itulah wanita Siti Hajar
Kini kurela menjadi wanita solehah
Mati dalam keunggulan iman
Bersinar indah, harum tersebar
Bagai wanginya pusara Masyitah…
Laa khauwla walaa quwwata illa billahil’aliyyil ‘adzim