2011-04-23

NO NAME

Seminggu ini aku sangat sibuk, jadwalku padat. Memang aku sangat ingin menyegarkan fikiran, tapi mungkin tawaranmu hangout sabtu nanti akan ku pertimbangkan dulu ya, maaf sebelumnya mei.
Sepucuk pesan singkat elektronik itu dengan cepat melayang ke handphone Meili. 
* * *
“Kamu terlalu serius Din, kasihan kan fikiran dan tubuhmu. Mereka butuh istirahat.”
“Kamu terlalu berlebihan mei” aku yang sedari tadi menatap layar monitor  dihadapanku itu tidak begitu menghiraukan apa yang meili katakana, nasihat nasihatnya sudah terlalu banyak di fikiranku. Maaf meili, bukan maksudku mengabaikanmu, tapi sungguh project kali ini sungguh membuatku gila. Mungkin kamu tahu apa project yang sedang ku geluti.
“Din, minggu kan libur tuh, gada ulangan ataupun test menyeramkan. Berarti sabtu sore pulang animasi kita bisa kan hangout atau sekedar wisata kuliner. oke din, ini wajib. janganlah kau jajah terus menerus fikiranmu itu."
"Ya, Insyallah mei"
"aku pulang duluan, jangan terlalu sore kamu pulang! bisa minus tujuh tuh matamu lama - lama ."
Aku hanya tersungging senyum tanpa ekspresi. Maaf meili, aku sungguh sungguh sibuk. Dan aku sedang tak ingin banyak bicara. Kuharap kau mengerti.
"Aku duluan din."
Hanya kujawab dengan dengan anggukan dan sepotong kata hati - hati untuk mengiringi langkahnya keluar menuju pintu hijau dengan title "DIVISI ICT"
 * * *

(itutuh awalan nya aja sih, ceritanya nanti si Dine punya tugas makalah(untuk 1 bulan) tentang tehnik robotika, dia ditemeni meili dateng ke sekolah tehnik robotika (purapura ada we yah itu sekolah) dine dateng kesekolah itu dan dia ngerjain tugasnya ditemeni sama salah satu murid (semester 4) str itu.. dine dateng ke sekolah itu selalu bersama meili(temen deketnya) lama lama mereka menjadi dekat. dan ternyata diam diam dine suka sama cowo itu +buat nama cowonya "gatau euy belum ada inspirasi"+ dan yaaaa mereka lama lama mendekat, dine bercerita kepada meili bahwa dia suka sama cowo itu. suatu hari meili ketemuan sama cowo itu buat bilang kalo dine suka sama dia, dan ternyata dine ngebuntutin meili pergi. karna dine ingin tau apa reaksi cowo itu. ternyata saat meili bilang "aku mu ngomong sesuatu" cowo itu juga bilang "aku juga mei". "yaudah kamu duluan" kata meili.
mau tau apa yang cowo itu bilang? dia bilang "aku suka kamu meil"
sesakit apakah hati dine saat mendengar itu?
lalu apa yang meili katakan?
tunggu cerita selanjutnya oke ^^

INTEST ANGKATAN 4

Mungkin kalian seneng mendengar “intest”[24 04 11 angkatan 4]. Tapi engga buat aku. Kalian tau apa yang bikin aku takut akan intest? Aku takut kita tidak saling menyapa lagi, kita tidak shalat berjamaah lagi, tidak ada komen” aneh di fb, curhat sesame cewe, nangis, tegang barengan, jarkom sms rapat, ngeliatin cowo yang dikeceng di fb, nebeng nebengan.. tegar + sakit hati = kita banget. Hadiah untuk bapa, ngejutekin anak kelas x [maaf ya ade ade] haha. Pasti jarang banget deh kita bisa kumpul kumpul lagi, botram jumat, rapat wonder woman, hehe makasih ICT :* . kalianlah yang bikin aku bertahan di sekolah ini. Maafin aku ya kalo selama aku jadi ketua aku belum bisa bijak, aku pilih kasih, kurang kompeten, kurang adil, dll [saking banyaknya kekurangan jadi dll aja yah :D] jaga silaturahmi kita yaa keluarga kecilku. Shalat berjamaah,  Fb, blog, twit, tumblr, sms, kumpul kangen, botram, dan main futsal bareng :DD

ULURKAN TANGANMU :)

ingatlah janjiku. aku tidak akan pernah merebut kebahagianmu, karna aku dapat mendatangkan kebahagianku sendiri, bukan darimu, temanku.
akhwat, cewe, apalah itu.. apakah kau mempunyai sahabat? [iya, punya]
baik.. apakah kau pernah tertawa bersamanya? [tentu sering]
sesering apa kau duduk bersebelahan sambil menatap indah kedua bola hitam pekat miliknya? [sesering matahari terbit dan terbenam]
seberapa banyak huruf yang kau tumpahkan pada telinga kecilnya? [tak terhingga]
berapa syair yang kau lantunkan bersamanya? [mungkin lebih dari satu sampai lebih dari ribuan]

wanita itu memang lebih mudah menyayangi. tapi tak jarang yang mudah menyakiti [semoga kita tidak termasuk yang ini]
mari kita lihat, ketika kau menjalin ikatan yang intensif dengan seorang lelaki yang belum tentu jodohmu..
berapa persen waktu kalian untuk sahabatmu? [tentu masih ada]
masihkah bermain bersamanya? [ya]
bernyanyi? [mungkin]
berlari mengejar pelangi? [tidak ada waktu]
menggenggam tangannya erat? [aku lupa]
cerita apa yang kau beri pada sahabatmu itu? [cerita tentang ikhwanmu itu kah?]
tidak salah lagi.. kini kebahagianmu terpaut pada lelaki itu

sadarkah? bagaimana perasaan sahabatmu?
pembicaraanmu selalu tentang dia !
waktumu kau habisakan untuk dia,
sekalinya kau mempunyai waktu dengan sahabatmu, kau penuhi dengan cerita tentang dia.

kini hatimu lebih senang menerima pesan singkat dari nama seorang lelaki itu daripada pesan candaan dari sahabatmu,
taukah kau.. sahabatmu itu kini merasa sepi, dia cemburu karna kau lebih mementingkan lelaki itu.
pulsamu yang tinggal beberapa rupiah lagi mungkin akan kau berikan untuk dia sekedar untuk memberi kabar, daripada memberi salam hangat untuk sahabatmu.

sekalinya kau mendapat masalah dengan lelaki itu barulah kau ingat akan lebih indahnya lebih romantisnya persahabatan kalian daripada ikatan tersembunya kau bersama lelaki itu.

ketika keadaan kau dengan lelaki itu berangsur membaik, kau kembali mengabaikan sahabatmu. [kau ini picik]

kau suruh sahabatmu kenal dengan lelaki itu, dan kalian bertiga menjadi akrab.
tapi suatu hari kau tuduh sahabatmu menyukai lelaki pilihanmu dan merusak hubungan kalian. [kau telah menyakitinya]
baik jika itu yang kau pikirkan.. pergilah melangkah dengan lelakimu itu.
aku disini menunggu dirimu menoleh kebelakang dan mengulurkan tanganmu.

untuk teman temanku yang sangat kusayangi, aku tidak bisa melarang hubungan kalian dengan lelaki manapun. tapi pertahankanlah ukhuwah islamiyah kita :') persahabatan itu menyambungkan kita dengan surga :)

to be continue

Aku lebih memilih menjadi setangkai bunga mawar ungu yang kering daripada menjadi diriku yang tak berguna seperti ini.

Baiklah hari ini sedan biru yang mengantarkanku ke "Internasional Technologi's School". Sekolah favorite di Provinsiku. Banyak yang bilang bahwa sekolah itu hanya untuk orang orang terbaik dan terpilih. Menurutku tidak. Aku tidak merasa menjadi yang terbaik dan terpilih. Hidupku rumit. Dan ini hari pertamaku terlambat datang ke sekolah itu.Peraturan tetaplah peraturan. Aku berdiri diluar gerbang sekolah. Dan hanya aku yang terlambat hari itu. Sial. Adakah sekolah lain yang segesit sekolah favorite ini. Pelajaran pertama dimulai tepat puku 06.25. Tidak ada toleransi.
"Pagi pa .." Laki - laki dengan sweater hitam dan tas yang seperti tidak membawa apa - apa bergelantung bebas di bahu kanannya, celana abu yang sempit, kaus kaki putih dan sepatunya berwarna - warni. Dia lebih pantas menjadi ketua Cheerrleading.
"Aku anak baru disini, Pak." Laki - laki itu meneruskan.
"Silakan masuk." Dengan senyum yang tidak pernah tulus satpam itu membukakan gerbang yang tingginya mencapai dua meter itu. Aku tidak terima.
"Loh loh Pak, kenapa dia masuk sedangkan aku tidak? Ini tidak adil Pak." Jelas aku sangat geram. Laki - laki itu terlambat 20 menit. Sedangkan aku hanya 5 menit.
"Dia anak baru. Jadi masih ada toleransi. Sudah! Jangan protes." Satpam itu menutup kembali gerbang raksasanya.
Nampaknya laki -laki itu mendengar ocehanku terhadap Pak Satpam, dia menghentikan langkah kecilnya dan memutar lehernya 90 derajat. Tak sempat aku melihat wajahnya yang sepertinya tidak enak dipandang. Dia melanjutkan langkahnya.
^    ^    ^
"Tumben kamu terlambat, Gis? Gak ulangan Web Design deh. Susahnya minta ampun deh, Gis." Kira. Temanku.
"Tadi aku gak bawa mobil, Ra. Aku naik taksi dan macet. Ya terlambat deh. Hahaha Web Design sih kecil, Ra."
"Iya gampang, tapi gak 100 esai juga kali."
"Hah? Niat banget tu Guru."
"Rasain deh. Waktu ulangan susulan itu cuma 45 menit sayang. Hehehe yang sabar ya. Kita aja yang 60 menit ga ngerjain semua. Tapi percaya deh kamu kan master Web, 5 menit juga jadi . Ngisi identitas doang tapinye."
"Tega banget itu Guru nyiksa batin. Wah aku pulang taksi lagi deh."
"Ga dijemput?"
"Siapa yang mau jemput? Arwah ka Yuna?"
"Hati - hati kamu ngomong, Gis. Udah ah duluan, Papaku udah jemput tuh. Duluan ya Gis."
"Yo, hati - hati Ra."
^    ^    ^
Seperti biasa, taksi jarang yang lewat sekolah elit itu. Aku terpaksa jalan kaki. Tiba -tiba mobil dengan kecepatan sekitar 80 km/jam membuat sekujur tubuhku basah kuyup dan kotor.
"Hei.. Berhenti lu!!!!!" Tapi mobilnya tetap melaju dengan kepedean yang sangat tinggi. Tapi aku ingat satu hal dari mobil itu. "R A V 7"
^    ^    ^
Sore itu aku sedang nonton dvd baruku, ditemani kue bikinan si mbok.
Terdengar suara mobil parkir. Aku pikir itu Ayah, dia janji akan pulang bulan ini setelah tiga bulan aku ditinggal berdua dengan si mbok. Aku tatap jendela dan aku beranjak dari dudukku. Ternyata mobil itu parkir di depan rumah yang sejak aku pindah ke komplek ini rumah itu tidak ada yang menempati. Tepat disebelah rumahku.
"Keliatannya ada tetangga baru ya, mbok. Asik asik, ada temen baru nih"
"Sepertinya ia non. Ya mudah - mudahan non Gisa punya temen main. Biar ga diem dirumah terus. Mbok ke dapur dulu non.:
"Yo mbok, aku keluar dulu ya, mau silaturahmi. Hehe"
Aku simpan kue enak itu dan aku bergegas keluar untuk menyambut tetangga baru. Orang - orang di perumahan ini sangat individualis. Tiga bulan aku menempati rumah ini, tidak ada seorangpun yang pernah menemaniku bermain basket atau bersepeda. Semua kegiatan selalu aku lakukan sendiri.
"Sore tante.. " Aku suguhkan senyum hangatku dan ku ulurkan lengan kananku untuk meraih telapak tangannya dan ku tempelkan di pelipis kananku.
"Tinggal dirumah ini tan?" Kembali ku tersenyum.
"Ia cantik. Kamu tinggal disebelah. nak?" Wanita itu tersenyum. Nampak ramah.
"Ia tante, wah asik punya tetangga baru. hehe"
"Mah, Eky pake kamar atas ya." Laki - laki tampan dengan baju putih. Dia putra tunggal wanita yang sedang berbincang denganku.
"Ia. Sini dulu ky. Kenalan dengan tetangga baru. Ayo." Ajak wanita itu pada anaknya.
"Eky" Dia menyodorkan tangan kanannnya.
"Gisa" Aku sambut dan kita berjabat tangan.
"Tante tinggal dulu ya. Kalian ngobrol aja dulu." Sepotong senyumnya mengiringi langkahnya membelakangi kami. Senyum wanita itu membuatku rindu pada mamah. Mengapa kedua orang tuaku sibuk dengan pekerjaanya. Sampai tidak ada  waktu untukku. Setiap pengambilan rapor, pasti hanya aku yang tidak bersama orang tua.
"Sekolah dimana ky?"
"Di Internasional Technologi's School. Kamu Gis?"
"Wah sama dong. Aku juga disitu. Tingkat berapa?" Tingkat itu sama dengan semster. Di sekolah itu, kita naik kelas per satu semester.
"Harusnya Tingkat 4, tapi aku lulus test di tingkat 5. Yaudah aku ambil yang tingkat 5. Kamu?"
"Aku emang tingkat 5. Hebat dong pindahan dari SMA bisa lolos TIngkat 5. Pernah kursus ya?"
"Ya begitulah. hehehe. Wah kita satu sekolahnih. Bisa berangkat bareng dong ya"
"Eky, tolong ambilin tas mamah di mobil" Terdengar suara wanita tadi memotong pembicaraan aku dan Eky.
"Sebentar ya" Tampan dan ramah. Tubuhku mengikuti gerak tubuh lelaki itu menghampiri mobilnya. "R A V 7"
"Hei.. Jadi kamu?? Oh My God. Beruntung sekali aku menemukanmu disini." Aku teringat akan peristiwa tadi siang.
"Ya, kenapa Gis?" Dia tetap ramah sementara musuhnya telah ada dihadapannya. Bagaimana bisa.
"Kamu ingat cewek berseragam putih hitam yang tadi basah kuyup karna mobil kamu itu?"
"Oh yang tadi. Aduh jadi itu kamu? Maaf deh. Tadi aku liat dari spion, kamu ga jatoh ataupun berdarah. Jadi aku lanjut aja, Gis. Sorry deh, beneran gak tau kalo disitu ada kubangan air"
^    ^    ^
Boro - boro deh pengen berangkat bareng. Tampan sih ia. Gak sopannya itu yang bikin risih.