2013-01-31

Ini Tidak Terjadi Begitu Saja

Dan manusia tidak dapat lari dari semua skenario Tuhannya, mereka hanya bisa mengubahnya dengan usaha yang mereka lakukan. Tidak ada yang dapat lari dari musibah yang telah tertulis dalam kitab yang tidak pernah ada satu orangpun melihat bentuk kitab itu, kecuali ada amalan yang manusia lakukan sehingga Tuhannya memberi perlindungan atau meringankan musibah itu.
Ada kesamaan antara scenario Tuhan menurunkan musibah dengan scenario turunnya cinta dan kasih sayang. Tidak ada yang bisa merubah atau menghalau datangnya rasa suci itu. Tapi bisa kita sentuh sehingga skenarioNya mengalun sesuai dengan usaha kita mengalunkan tangan kita, tentu itupun dengan seizinNya. Ada yang ingin aku ukir di kertas putih ini, tentang cinta..
Kau tertawa mendengar cinta? Itu seperti permainan ya. up - down, smile - cry, laugh - tears, apalagi ya? ya kamu juga pasti tau seperti apa sifat fisik dan kimia cinta.
2010

satu tanggal di 2012

Sebenernya aku bingung harus kasih apa, aku ga sempet nanya apa barang yang kaka suka ato apa makanan favorit kaka, heeeeeeeem. Terus aku pikr kalo wanita ngasih boneka ke pria, ga ada salahnya, oke oke aja, tapi aku gatau kaka suka boneka apa, kata temen aku “laki2 manapun kalo dikasih sesuatu sama cewenya, pasti bakal seneng meskipun itu hal yg dia gasuka” terus aku mikir, lah aku kan bukan cewenya. Berarti kalimat itu ga bisa dipake!! Ih kasian ya laki laki, pilihan hadiahnya sedikit hehehe

Ka, bagi aku barang ini nyenengin, semoga bagi kaka juga yaaa hehe. Kalo gasuka, simpen ditempat yang sering kaka liat ya =]

sayangnya sampe sekarang barang ini masih bisa aku liat diatas lemari aku :') kaaaaaa apa kabar?banyak temennya ga disana? udah ketemu sama mawar? aku disini baik2 aja. malahan aku tambah gembul loh hehe. dan kayanya aku bakalan lebih tinggi dari kakak :'D

ka, aku mau betah2hin di unpad, kata kaka juga harus gitu kan? harus bersyukur sama apa yang udah Allah kasih. ka, kenapa kaka pergi jauh banget :(( kaka ketemu sama siapa aja disana? aku juga nanti pasti nyusul kaka :))












september duaribuduabelas


Iya betul apa kata kaka, pasti bakalan kangen masa2 sekolah. Dan emang bener -,- aku kangen macetnya baros, beli bensin di cihanjuang, parkir motor di luar karna telat, lari2 ke kelas, baca asmaul husna bareng temen sekelas, sibuk nyamain peer, solat dhuha bareng temen, dhuzur berjamaah sama temen kelas, ngantri wudlu, apalagi kalo lagi upacara, seneng ngeliatin petugas upacara yang aneh aneh tingkah lakunya.

Ka, aku takut ga nemu temen yang baik, aku takut temen2nya pada egois sendiri, aku takut aku kebawa arus, aku takut jadi nakal, aku takut meskipun aku udah jaga diri tapi lingkungannya ga dukung.

Bahkan disini aku jarang denger adzan yang jelas sejelas di rumah :’(

Ohya, yang bikin aku makin bete di nangor, ada temen laki2 yang bikin ga nyaman. Pertamanya aku jelasin kalo aku gasuka dia kaya gitu, tapi ngelunjak. Yaudah aku udah cuekin secuek cueknya, sms dia ga aku bales, tlpnya ga diangkat, hape aku dimatiin seharian, tapi dia tetep ngeganggu dengan tingkahnya yang so’ so’an ih pengen nendang!!! >,<
 
Dan aku ga punya kaka laki2, yang bisa marahin dia. Sampe akhirnya aku bilang aja aku udah punya boy friend, dan tau ga ka? dia tetep ngejengkelin, malahan lebih beraksi. Dia maksa buat bukber pas tanggal 6 agustus BERDUA, !!! dia maksa pengen ketemu pas tgl 6 agustus. Dan sebelnya tgl 6 agustus semua maba perikanan dan kelautan wajib dateng ke fakultas. Gimana ga sedih cobaaaa >,< aku dateng pagiiiii banget, supaya ga ketemu dia, dan langsung pulang ke rumah bukan ke kosan karna aku takut banget sama orang yang kaya begitu.

Apa banyak stok laki2 yang kaya gitu ya? Yang kalo ngincer cewe, pokonya harus dideketin! Ko gitu banget sih prinsip hidupnya :’( kenapa dia bikin hidup aku ga nyaman.

Ka, rasa sebel aku ke laki2 itu lebih lebih dari apa yang kaka bayangin.
 
Oh ya, Ka, jangan kaya dia ya =] jadilah laki – laki sekeren Ali r.a, supaya jodohnya setegar Fatimah Azzahra :’)
Segitu aja ya ka, maaf kalo kepanjangan ceritanya hehehe

2012-12-31

Tulip Itu Untukku

“Kamu suka Gis?”
Aku masih memandangi Bunga Tulip itu. Azri benar – benar mempelajari noteku dengan detail. Sampai tahu aku menyukai Bunga Tulip ungu.
“Kau yang membuatnya?”
Azri mengangguk dan tersenyum.
“Mengapa huruf S?”
“Sorry”
Aku pikir sayang. Hahaha sudahlah Gisa. Kamu berharap terlalu tinggi.
“Lalu huruf L?”
“Love” Azri, kamu penuh kejutan. Bagaimana menahan senyum dan bahagia dihati ini. Tidak. Tidak perlu berlebihan. Semua laki – laki pasti bisa sekedar membuat kejutan seperti ini.
“Suka, Gis?”
“Emm, untuk siapa Tulip ini?”
“Gadis disebelahku.” Itu berarti diriku. Aku tak mungkin tidak mengangguk. Terimakasih Azri.

5 september 2012


Ya Allah, aku ingin punya nomer telepon yang bisa aku telpon setiap aku ingin cerita semua kesedihanku. Tapi aku baca suratmu, laa tahzan innallaaha ma’ana.

Aku hambaMu, aku tau bercerita tentang kesedihan kepada sesama makhlukMu memang tidak baik, dan mereka juga tidak akan mampu mengerti kesedihanku  sepenuhnya. Lalu aku hanya mampu menangis. Aku tidak ceritakan kepada siapapun mengapa aku menangis pagi ini.

Setelah 4 rakaat duha, aku baca surat-suratmu,dan aku rindu Engkau, aku mulai ingin menangis. Dan saat aku sampai di ayat 79 surat Al Anbiya, tangisku tak bisa ku tahan, aku berhenti sejenak, memejamkan mataku dan bernostalgia, mengingat semua canda tawa teman teman disana, Ya Allah aku rindu membaca ayat itu bersama teman teman sepengajian di masjid.
Dan mengapa banyak dari temanku yang santai – santai saja menjalani hidup di kostan, aku tidak bisa seperti mereka. Bukan aku takut, entah perasaan apa yang ada di hatiku saat ini. Engkau maha mengetahui segala isi hati setiap makhlukMu.
Aku pun tidak mau terus menerus menangis disini. Aku percaya Engkau tidak akan memberikan ujian jika aku tidak bisa menikmatinya, tapi sampai saat ini aku masih belum bisa melewatinya.

Ya Allah, aku rinduuuuuuu. Terkadang tersirat dalam pikiranku, aku ingin pulang ke pelukanMu, tapi aku sadar aku belum membahagiakan kedua orang tuaku.

Belum saatnya untukku pulang, belum aku luruskan jalan hidupku, masih banyak level dalam hidup ini yang belum kumainkan. Terpikir “kapan game over” atau “kapan goal”.

Aku merasa aku sangat amat lemah. Ya. makhlukMu yang mana yang tidak lemah, mengapa dulu aku begitu merasa aku kuat dengan semua titipanMu, sombong!

Ya Allah, tidak aku ceritakanpun, tentu Engkau sudah mengetahuinya lebih dulu. Aku tidak bisa, aku tidak pandai me-manage perasaan dan moodku, ingin sekali dapat tetap tersenyum dalam goncangan badai, tetap tertawa pada lelucon lelucon teman yang sebenarnya aku tidak suka hanya untuk menghargai, ingin dapat menahan tangis saat kusaksikan apapun yang memang menyentuhku, hanya untuk sebuah ketegaran.
Itu semua sulit untukku!

Aku jarang sekali bersyukur, mengeluh hampir tiap menit.
Sering meminta, memuji jarang.

Licik kan? Hebat! Punya apa aku? Siapa aku? Dimana aku?
Aku tidak suka aku seperti ini!! Aku picik, tidak tahu malu, sombong, yang aku pikirkan hanya kebebasanku. Tak mau melihat saudara – saudaraku yang lain, haus pujian manusia, tidak peka melihat kesengsaraan umat islam yang terus menerus semakin terkikis jaman, tergerus mode. Aku ini umat kekasihMu atau bukan!
Jilbabku masih main – main, shalatku masih paling akhir, waktu sisa dari semua kegiatan duniawiku. Katanya ingin surga, tingkahku masih menuju apiMu. Katanya takut neraka, tapi terus menerus mencari jalan tercepat menuju suul khatimah. Aku bingung dengan mahkluk sepertiku. Apasih maunya, makan ditanggung pundak ayah, baju dari dompet ibu, kebahagiaan kudatangkan dari teman-temanku.

Teramat rugi diriku, baru kali ini mengenal siapa yang sejatinya selalu menumpahkan kebahagiaan bagi hidupku dengan cuma - cuma. Hanya untukku. Meskipun aku jarang mengingatnya, aku tak pernah sadar, semua kebahagian, kecukupan hidupuku hanya darinya. Aku malu. Masih bolehkah, pantaskah aku meminta maaf padanya. Akankah dia terus menuai senyumnya, memberikanku bahagia itu, kasih sayangnya, tidurku yang selalu dia perhatikan, dia takut sesuatu yang buruk terjadi padaku, dia menyapaku setiap pagi, menyejukkan siang hariku, tak ingin aku sendiri di bawah tekanan tekanan tugas tugasku, memberiku kasih sayang yang teramat tulus, tapi aku tak pernah ingin untuk mempedulikannya, kehadirannya yang kuanggap seperti angin, surat cintanya yang tak pernah kubuka lagi semenjak aku beranjak remaja. Aaaaaaah! aku sebodoh ini ternyata.

Aku harus minta maaf, di suratnya pernah dia berkata akan selalu memaafkan semua kesalahan kesalahan apapun! Asalkan tulus.

Ya ghaffururrahiim, mungkin ini yang pertama bagiku merelakan waktu tidurku untukMu, iya aku memang ini, apalah artiku untukMu, tapi tak ada artinya aku tanpa campur tanganMu. Aku menyesal dengan semua hidup lamaku, aku menyepelekanMu, melupakanMu, tak menganggapMu ada, tapi Engkau dengan setia menungguku, di arryMu, ini pertama kalinya hatiku luluh dan meledakkan tangisan, aku terlampau jauh dengan aturan hidupMu, yang sebenarnya aturan itu memuliakanku. Aku menyesal, amat menyesal karna aku tak pernah mau menerima kehadiranMu, maafkan aku ya ghaffar. Aku telah lengah, lalai. Ruginya daku, baru mengenalMu, baru merasakan kehadiranMu. Hangatnya dekapanMu wahai Allah, dekaplah aku sampai Izroil mengambil ruhku. Peluk aku wahai Allah, zat yang selama ini aku cari, zat yang selama ini aku butuhkan. Hidupku, dunia akhiratku, hanya membutuhkanMu, tidak lagi yang lain. Hanya Engkau wahai Allah. Semoga menjadi saksi semua butiran air mata ini, bahwa aku pernah sangat amat rindu belaianMu sama seperti ketika aku dalam rahim bundaku, kini aku kembali padaMu, pada cintaMu. Allah rabbku, aku merindukanMu, bolehkah aku pulang?”

Hah! Aku punya apa untuk pulang. . .